Swarasultra.com, Kendari - Puluhan orang keluarga korban
terbakar, mengamuk di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Provinsi Sultra,
Senin (24/9). Pasalnya, mobil ambulance yang hendak mengantar jenazah
korban kebakaran, Muhammad Suhendrianto (19) tak kunjung datang.
Ayah Korban, LM Arifin mengungkapkan rencananya keluarga akan
membawa jenazah mahasiswa FKIP Jurusan Geografi angkatan tahun 2011 itu
ke Desa Lohia, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tempat asal korban.
Katanya anaknya meninggal pukul 23.00 Wita setelah dirawat di ruangan
tulip RSUP.
Saat pihak keluarga meminta mobil ambulance didatangkan, keluarga diminta menunggu karena mobil ambulannya sementara digunakan. Saat pihak keluarga kembali menanyakan satu jam kemudian, keluarga juga diminta bersabar.
"Masa kami menunggu lama, mau dibiarkan membusukkan anakku," kesal Arifin ayah korban, saat ditemui RSUP Sultra
Katanya, selama di RS anaknya tidak mendapat perawatan maksimal dari tenaga medis. Bahkan dokter tak pernah memeriksa pasien kebakaran itu.
Sementara itu, Humas RSUP Sultra, Masita yang coba menjelaskan tentang keterlambatan mobil ambulance, malah diusir oleh keluarga korban. "Kalau datang hanya mau menjelaskan saja baru mobil ambulance juga tidak muncul-muncul mendingan pulang sana," teriak Hamdin salah seorang kerabat korban di kamar jenazah.
Sebelumnya, kerabat korban kebakaran mendatangi ruangan Direktur RSUP Sultra. Tak menemui pimpinan RS mereka menendang kaca jendela dekat ruangan direktur dan membanting kursi tunggu depan apotik.
Sebelumnya, Senin (17/9) malam korban kebakaran Muhamad Suhendrianto terbakar di kos asrama putri lorong bintang bersama rekan perempuannya. Ia kemudian dirawat di RSUD Sultra. Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran itu. (adm)
Saat pihak keluarga meminta mobil ambulance didatangkan, keluarga diminta menunggu karena mobil ambulannya sementara digunakan. Saat pihak keluarga kembali menanyakan satu jam kemudian, keluarga juga diminta bersabar.
"Masa kami menunggu lama, mau dibiarkan membusukkan anakku," kesal Arifin ayah korban, saat ditemui RSUP Sultra
Katanya, selama di RS anaknya tidak mendapat perawatan maksimal dari tenaga medis. Bahkan dokter tak pernah memeriksa pasien kebakaran itu.
Sementara itu, Humas RSUP Sultra, Masita yang coba menjelaskan tentang keterlambatan mobil ambulance, malah diusir oleh keluarga korban. "Kalau datang hanya mau menjelaskan saja baru mobil ambulance juga tidak muncul-muncul mendingan pulang sana," teriak Hamdin salah seorang kerabat korban di kamar jenazah.
Sebelumnya, kerabat korban kebakaran mendatangi ruangan Direktur RSUP Sultra. Tak menemui pimpinan RS mereka menendang kaca jendela dekat ruangan direktur dan membanting kursi tunggu depan apotik.
Sebelumnya, Senin (17/9) malam korban kebakaran Muhamad Suhendrianto terbakar di kos asrama putri lorong bintang bersama rekan perempuannya. Ia kemudian dirawat di RSUD Sultra. Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran itu. (adm)