Swarasultra.com, Kendari - Polda Sultra kembali menahan 20 orang imigran gelap asal Pakistan dan Afganistan di Desa Pudonggala, Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara, Senin (24/9). 20 orang tersebut ditangkap di rumah salah seorang warga bernama Rais.
Juru bicara Polda Sultra, AKBP Abdul Karim Samandi, Selasa (25/9) mengungkapkan pencari suaka tersebut ditangkap sekitar pukul 19.30 Wita setelah menerima laporan dari warga setempat. Berdasarkan penyelidikan sementara, para imigran itu akan mencari suaka ke Australia dengan menggunakan kapal di Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara menuju Kabupaten Wakatobi.
"Mereka dibawa oleh agen setiap orang harus membayar Rp 90 juta untuk sampai di Australia, Kendari dianggap paling aman karena banyak pulau-pulau dan bisa ganti-ganti kapal," tutur Karim.
Lebih lanjut ia menjelaskan, 20 orang imigran gelap yang kesemuanya pria, 13 berasal dari Afganistan dan selebihnya asal Pakistan. Sebelumnya melewati Singapura menuju Jakarta. Kemudian mereka tiba di Kendari dua hari lalu dengan menggunakan pesawat Lion Air. Usia para imigran tersebut kisaran 20 sampai 40 tahun. Dimana dari 20 orang imigran delapan diantaranya tidak memiliki pasport dan visa.
Kendati demikian tambah Karim pihaknya tetap mengamankan para imigran itu di salah satu hotel di Kendari. Untuk selanjutnya akan diserahkan ke pihak Imigrasi dan Internasional Organisation for Migrasi (IOM). Lanjut Karim, pihaknya masih menyelidiki agen yang membawa para imigran gelap itu ke Kendari.
"Kami terus mengembangkan kasus ini sebab ada jaringan mafia penyeludupan manusia dalam kasus ini," tutupnya. (adm)
Juru bicara Polda Sultra, AKBP Abdul Karim Samandi, Selasa (25/9) mengungkapkan pencari suaka tersebut ditangkap sekitar pukul 19.30 Wita setelah menerima laporan dari warga setempat. Berdasarkan penyelidikan sementara, para imigran itu akan mencari suaka ke Australia dengan menggunakan kapal di Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara menuju Kabupaten Wakatobi.
"Mereka dibawa oleh agen setiap orang harus membayar Rp 90 juta untuk sampai di Australia, Kendari dianggap paling aman karena banyak pulau-pulau dan bisa ganti-ganti kapal," tutur Karim.
Lebih lanjut ia menjelaskan, 20 orang imigran gelap yang kesemuanya pria, 13 berasal dari Afganistan dan selebihnya asal Pakistan. Sebelumnya melewati Singapura menuju Jakarta. Kemudian mereka tiba di Kendari dua hari lalu dengan menggunakan pesawat Lion Air. Usia para imigran tersebut kisaran 20 sampai 40 tahun. Dimana dari 20 orang imigran delapan diantaranya tidak memiliki pasport dan visa.
Kendati demikian tambah Karim pihaknya tetap mengamankan para imigran itu di salah satu hotel di Kendari. Untuk selanjutnya akan diserahkan ke pihak Imigrasi dan Internasional Organisation for Migrasi (IOM). Lanjut Karim, pihaknya masih menyelidiki agen yang membawa para imigran gelap itu ke Kendari.
"Kami terus mengembangkan kasus ini sebab ada jaringan mafia penyeludupan manusia dalam kasus ini," tutupnya. (adm)