Swarasultra.com, Kendari - Polda Sulawesi Tenggara menyita 14 pucuk senjata api (senpi) dan 21 buah senjata tajam (sajam) dari hasil operasi antisipasi terorisme. Hal itu diungkapkan Kapolda Sultra, Brigjen Tubagus Anis Angkawijaya dalam keterangan persnya, Jumat (14/9).
Dia mengatakan barang bukti senpi dan sajam itu ditemukan di beberapa Kabupaten/Kota di Sultra. "Dari hasil operasi cipta kondisi kami berhasil menyita dua pucuk senjata api rakitan di Kabupaten Muna dan Konawe Selatan dan 12 pucuk replika revolver atau air softgun dan 21 buah senjata tajam," ungkap Tubagus.
Menurutnya, seluruh senjata api yang disita tidak memiliki izin. Pihaknya juga telah menahan dua tersangka pemilik senjata rakitan di Polres Konawe Selatan dan Polres Muna. Dari 14 pemilik air softgun, tiga orang diantaranya merupakan PNS dan satu orang guru di SMK 2 Raha.
Lebih lanjut ia menambahkan, untuk mengantisipasi masuknya pelaku teroris di Sultra pihaknya telah menempatkan pasukan Brimob di daerah perbatasan. Kata Tubagus, wilayah Sultra yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sehingga pihaknya telah mengirim pasukan di Kabupaten Konawe Utara yang berbatasan dengan Morowali Sulawesi Tengah dan Kolaka Utara yang berbatasan dengan Provinsi Sulsel.
Meski diakui Kapolda Sultra, hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya aksi terorisme, namun polisi harus tetap waspada terhadap penyusupan pelaku teror ke wilayah ini. (adm)
Operasi Cipkon, Polda Amankan 14 Senpi

Komentar
