Swarasultra.com, Kendari - Biaya pembuatan Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebesar Rp 750 ribu, dipotong sebanyak Rp 150 ribu di 19 TPS yang ada di Kelurahan Andonuhu.
Anggota KPPS TPS 9 Kelurahan Andonuhu, Ishak mengatakan pihaknya hanya menerima dana pembuatan TPS senilai Rp 600 ribu. Padahal, dana sebesar itu tak cukup untuk mendirikan TPS. Ditambah lagi, TPS yang mereka bangun roboh, akibat angin dan hujan yang cukup deras sejak kemarin.
"Sekarang sementara kami bangun TPS lagi, sebab TPS yang terbuat dari tenda jatuh akibat hujan deras, kami terpaksa pinjam tenda tetangga ini, tapi belum tau bagaimana pembayarannya. Sebab anggaran pembiayaan untuk bangun TPS dipotong 150 ribu," kata Ishak saat dihubungi via telpon selulernya, Jumat (6/7).
Ia menjelaskan, di TPS 9 kelurahan Andonuhu tercatat lebih 300 pemilih. Ketua PPK Kecamatan Poasia, Aslan dikonfirmasi di sekretariat KPU Kota Kendari membantah adanya pemotongan sebesar Rp 150 ribu pada pembuatan TPS. Ia mengaku, pihaknya baru mencairkan anggaran Rp 600 ribu dulu untuk pembuatan TPS.
"Bukan dipotong yang benar adalah KPPS menerima 600 ribu dulu, setelah selesai TPS dibuat pertanggungjawabnya, baru sisanya 150 ribu diberikan ke petugas KPPS," tukasnya. (adm)
"Sekarang sementara kami bangun TPS lagi, sebab TPS yang terbuat dari tenda jatuh akibat hujan deras, kami terpaksa pinjam tenda tetangga ini, tapi belum tau bagaimana pembayarannya. Sebab anggaran pembiayaan untuk bangun TPS dipotong 150 ribu," kata Ishak saat dihubungi via telpon selulernya, Jumat (6/7).
Ia menjelaskan, di TPS 9 kelurahan Andonuhu tercatat lebih 300 pemilih. Ketua PPK Kecamatan Poasia, Aslan dikonfirmasi di sekretariat KPU Kota Kendari membantah adanya pemotongan sebesar Rp 150 ribu pada pembuatan TPS. Ia mengaku, pihaknya baru mencairkan anggaran Rp 600 ribu dulu untuk pembuatan TPS.
"Bukan dipotong yang benar adalah KPPS menerima 600 ribu dulu, setelah selesai TPS dibuat pertanggungjawabnya, baru sisanya 150 ribu diberikan ke petugas KPPS," tukasnya. (adm)