• Jelajahi

    Copyright © Swarasultra.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan 1

    Iklan 2

    Korupsi

    Tak Ada Demo Ojol di Kendari, Driver Tetap Onbid Demi Kebutuhan Kehidupan

    Redaksi Swarasultra.com
    Selasa, 20 Mei 2025, 20.14.00 WITA Last Updated 2025-05-20T12:15:59Z

    Pengemudi ojek online di Kendari tetap menerima pesanan, meski di beberapa daerah ojol mengelar demontrasi. (Foto Dokumentasi Kiki)
    Swarasultra.com, Kendari - Pengemudi ojek online (Ojol) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) memilih tetap menerima pesanan atau onbid dengan pertimbangan demi memenuhi kebutuhan harian mereka.

    Di hari yang sama, para pengemudi ojol dari berbagai daerah di Indonesia serentak turun ke jalan memprotes kebijakan aplikator yang dinilai merugikan mitra, terutama soal tarif dan potongan besar.

    Rian, salah satu pengemudi ojol bersama rekan ojol lainnya di Kendari mengaku tidak ikut aksi seperti ojol di beberapa daerah lainnya karena fokus mencari pelanggan demi kebutuhan penghasilan keluarganya.

    "Tidak ada demo Ojol di Kendari, ini lagi antar orderan. Saya harus tetap menerima pesanan demi biaya hidup dan kebutuhan keluarga toh, apalagi banyak pengeluaran anak anak dan dapur tetap berasap toh," tutur Rian dihubungi pada Selasa (20/5/2025).

    Lanjut Rian, ia bersama rekan pengemudi ojol lainnya mengaku tetap mengaktifkan aplikasi dan memilih untuk tidak ikut aksi karena tak menerima perintah untuk demonstrasi

    "Kami tidak ikut aksi, namun tetap mendukung dan berdoa aksi teman teman ojol di daerah lain tetap lancar. Semoga berhasil," tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Forum Persatuan Driver Online Sultra, Albar, mengaku tidak ikut aksi karena sementara mengurus pertemuan dengan DPRD Provinsi Sultra.

    "Kami sudah proses menyurat ke DPRD untuk dipertemukan dengan semua pihak, terutama dinas perhubungan, Komdigi dan Aplikator. Tujuannya bagaimana driver online bisa diaturkan tarif oleh pemerintah biar sama-sama jalan dengan aplikator, sebab di Kendari masih simpang siur atau seenaknya aplikator menerapkan tarif toh," bebernya.

    Pihaknya juga tidak mempersoalkan potongan dari aplikator, namun perlu pertimbangkan nilainya agar kedua belah pihak tidak saling dirugikan.

    Saat ini, kata Albar, potongan dari aplikator sebesar 20% persen dan hal itu dinilai masih wajar. Dengan pertimbangan aplikator punya karyawan dan manajemen selayaknya perusahaan yang butuh keuntungan.

    "Kalau di Kendari secara total 8 persen ada di aplikator, termasuk potongan  jasa raharja 600 rupiah kalau ada kecelakaan dan itu diklaim perusahaan. Misalnya kemarin dulu ada kecelakaan yang dialami penumpang ojol, dibayar jasa raharja sampai 15 juta," ungkapnya lagi.

    Albar menambahkan, saat ini dibutuhkan ketegasan pemerintah untuk menerapkan tarif dasar agar nantinya bisa menjadi acuan bagi aplikator karena sudah masuk tahun ketiga aplikator hanya menaikkan 8000 hingga 10.000 untuk driver.

    Sementara saat ini sudah beberapa kali naik harga BBM, penghasilan driver mengalami penurunan dan sampai sekarang belum ada standar resmi dari pemerintah. (Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini