Swarasultra.com, Soroako - Satwa langka terdapat di Taman Tambang PT Vale Indonesia. Satu
ekor Anoa dan beberapa ekor rusa merupakan hewan titipan sementara Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan. Hal itu dilakukan sebagai
upaya melindungi populasi satwa khas Sulawesi yang semakin berkurang.
“Hewan-hewan ini titipan dari BKSDA. Sebagai upaya melindungi,” kata Erlin
Hari, Supervisi Nurseri Tempat Pembibitan PT Vale.
Tempat pembibitan satu lokasi dengan taman tambang dan penangkaran hewan
langka tersebut. Tempat itu menjadi taman hiburan dan wisata studi tambang bagi
anak sekolah dan warga.
“Warga bisa datang kapan saja. Bebas untuk berkunjung di sini. Melihat
tempat pembibitan, hewan langka serta alat-alat berat tambang yang paling tua
di Sorowako, yang sudah tak digunakan lagi,” kata Erlin Hari.
Beberapa alat berat mulai beroperasinya perusahaan tambang di Sorowakto
dipajang di beberapa lokasi Taman Tambang. Alat berat itu sengaja ditampilkan sebagai
bahan edukasi tentang tambang bagi pengunjung.
Masih menurut Erlin, lahan pembibitan mencapai 1,5 hektar. Berbagai jenis
pohon berada di sana, diantaranya kayu bitti, kayu sengon, kayu angin dan
lainnya.”Bibit inilah yang digunakan untuk merehabilitasi atau penghijauan
lokasi tambang,” katanya.
Dari 4.811 hektar lahan tambang terbuka (sudah ditambang) telah dihijaukan
kembali seluas 3.845 hektar. Ribuan bibit tersebut juga sering diberikan kepada
pihak pemerintah dan masyarakat yang meminta.
Sebelumnya, pada tahun 2007, Vale mengambil alih saham PT. Inco atau
Internasional Nickel Co yang berdiri pada 1 April 1902 dan 17 tahun kemudian
menggunakan nama Inco. Perusahaan yang mulai masuk ke Indonesia melalui
kesepakatan awal dengan pemerintah RI terkait pemanfaatan cadangan nikel di
Sulawesi, awal 1968. Kontrak karya lantas ditandatangi pada 27 Juli di tahun yang
sama. Tahun 1977, pabrik nikel utama Sorowako dibangun.
Perubahan atau pengambilalihan saham yang terjadi di Kanada, juga terjadi di
Indonesia. Secara otomatis, PTI (PT International Nickel Indonesia) anak
perusahaan Inco yang sahamnya dimiliki Inco berubah mengikuti induk perusahaan.
Tanggal 24 Januari 2012, perusahaan tambang nikel yang telah beroperasi selama
44 tahun resmi berganti nama menjadi PT Vale Indonesia Tbk.
Cuaca cukup ramah. Tak terlalu dingin. Tak ada kepulan debu dan sisa-sisa
tanah merah yang tertinggal di jalanan maupun nampak menempel di atap-atap
rumah penduduk akibat aktivitas penambangan. Warna hijau tanah pegunungan
Sorowakto masih jelas terlihat. Air danau Matano tetap jernih, satwa langka
tetap hidup bersama hayati lainnya.
Wilayah kontrak karya PT Vale Indonesia Tbk memiliki keistimewaan
keanekaragaman hayati karena terletak dalam lingkup kawasan Wallacea. “Vale
melakukan konservasi beberapa jenis satwa endemik Sulawesi. Ada beberapa ekor
rusa dan seekor Anoa dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi
Selatan dititip di komplek fasilitas pembibitan tanaman,” kata Erlin Hari,
Supervisi Nutriseri (Tempat Pembibitan).
Dijelaskannya, Perusahaan berusaha mengintegrasikan seluruh tahapan kegiatan
operasi dengan pengelolaan lingkungan, terutama upaya pemulihan maupun
pelestarian. Penutupan lokasi tambang sebagai fase terakhir kegiatan
penggalian. Menyediakan biaya lingkungan, jaminan reklamasi dan biaya investasi
untuk program pengurangan emisi sulfur dan proyek pembangkit listrik tenaga
air.
“Untuk pelestarian tanaman lokal, melakukan penanaman kayu hitam (eboni) di
lokasi pasca tambang.” ujarnya
Tanaman lainnya, seperti sengon butoh, filisium, sapu tangan, kayu angin, trambesi,
mangga, rambutan, durian, uru, bitti, jati putih, buri dan tanaman jambu-jambu.
Tanaman itu dihasilkan dari pembibitan seluas 1,5 hektar yang dilakukan
perusahaan.
Pengelolaan limbah dari operasi penambangan, proses produksi dan sarana
pendukungnya tak luput dari upaya pelestarian lingkungan. Mulai dari limbah
cair, padat, bahan beracun berbahaya (B3) sampai sampah domestik. Seperti
membangun fasiltas pengendepan lumpur untuk kegiatan penambangan yang
berpotensi menimbulkan sedimentasi. Air yang masuk ke kali maupun danau Matano
tetap aman. (adm)




