• Jelajahi

    Copyright © Swarasultra.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan 1

    Iklan 2

    Korupsi

    Positif Terserang Virus ND, 9 Ekor Unggas Dimusnahkan

    Redaksi SwaraSultra.com
    Kamis, 17 Januari 2013, 17.57.00 WITA Last Updated 2013-01-17T09:57:58Z
    KENDARI, BP - Balai Karantina Pertanian (BKP) kelas II Kendari, memusnahkan sembilan ekor unggas tanpa dokumen resmi yang disita dari penumpang kapal. Pemusnahan sembilan ekor unggas tersebut dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan formalin pada ayam dan itik. Kemudian secara bersamaan dilakukan pembakaran ke dalam Cinerator.
     
    Kepala Seksi Karantina hewan, drh I Wayan Kertanegara mengungkapkan, hasil sitaan yang dimusnahkan tersebut berupa, delapan ekor ayam dan  satu ekor itik, karena positif mengidap virus ND (Newcastle Disease) atau penyakit tetelo.
     
    “Unggas tersebut dimasukkan ke Sultra dengan menumpang kapal pelni KM Tilongkabila dari Bali tujuan Kendari yang dijadwalkan sandar pukul 04.00 Wita namun sandar pukul 09.00 Wita,” terangnya, Selasa (15/1/2013).
     
    Setelah dilakukan interogasi pada pemilik unggas tersebut, mereka kemudian menyerahkan unggas bawaannya untuk dilakukan penahanan. Tetapi ketiga orang itu berhasil melarikan diri dari petugas karantina Wilker Pelabuhan Laut Kendari. Akhirnya petugas karantina menerbitkan dokumen penahanan unggas tanpa pemilik. Selanjutnya ditunggu selama tiga hari jika pemilik menjamin bisa memperoleh sertifikat kesehatan hewan.
     
    “Tetapi pemiliknya tidak kunjung datang mengurusnya sehingga petugas menerbitkan dokumen penolakan unggas,” ujarnya.
     
    Wayan menuturkan, pemilik unggas itu diberi juga kesempatan satu kali 24 jam untuk datang mengurus sertifikat kesehatan hewan, karena tidak datang juga akhirnya petugas karantina dengan berkoordinasi dengan BKP Kelas II Kendari melakukan pemusnahan.
     
    Selain itu, Balai Karantina Pertanian juga mengamankan 1000 ekor DOD (day old duck) atau anak itik umur satu hari, pada Minggu 13/1 /2013, melalui bandara udara Haluoleo, dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air.
     
    Menurut Wayan, penyitaan 1000 ekor DOD tersebut, karena surat rekomendasi memasukkan DOD dari Surabaya, Jawa Timur, dikeluarkan oleh dinas pertanian kota kendari, sedangkan yang meminta DOD dari kabupaten Konawe.
     
    Selain masalah surat rekomendasi dalam pengiriman DOD juga dalam pengiriman DOD tidak disertai laporan dokumen hasil pemeriksaan labaorotorium karantina pertanian di Surabaya.
    “Berdasarkan hal ini pihak BKP Kelas II kendari menahan 1000 DOD untuk melakukan penyelidikan terhadap pengiriman DOD dari Surabaya,” bebernya.
     
    Dikatakan Wayan, penyitaan itu dilakukan guna pemeriksaan apakah DOD itu membawa penyakit berbahaya, seperti Avian Influenza.
     
    “Dari hasil rapid test terhadap DOD, tidak menunjukkan terkena virus, seperti tetelo. sedangkan kematian 50 DOD dari 1000 DOD itu, akibat hujan yang kemarin turun,  sehingga anak itik berkerumun karena bulunya basah,”  katanya.
     
    Ia menjelaskan, kerumunnya anak itik itu, menyebabkan saling menindih, sehingga ada anak itik yang mati. Untuk mengantisipasinya, anak itik dipisahkan di beberapa kandang untuk mengurangi kematian anak itik. Wayan menambahkan, untuk mendapat data yang valid penyakit apa yang ada pada DOD, pihaknya memerlukan pengujian lebih lanjut.  Untuk itu, pihak BKP kelas II Kendari akan mengirimkan sampel DOD ke Balai Besar Veteriner Wilayah VII Maros, Sulawesi Selatan. (qq)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini