Swarasultra.com, Kendari - Puluhan sopir angkutan umum (Angkot)
dalam kota Kendari menggelar swipping dadakan terhadap para penumpang di jalan
Abdullah Silondae depan kantor Kejaksaan Negeri setempat. Aksi ini dilakukan
sebagai imbas atas kenaikkan tarif retribusi angkot dari Rp 1.500 menjadi Rp 3.000
perhari.
Puluhan supir yang tergabung dalam
Asosiasi Supir Angkot Kota Kendari (ASOKA), Rabu (7/11) memberhentikan setiap
mobil angkot, yang melintas di jalan poros Kota Kendari itu. Para penumpang
dipaksa turun dari mobil angkot. Aksi spontan para supir ini membuat para penumpang
kaget. Untunglah aksi itu tidak berlangsung lama, karena massa ASOKA langsung
menuju Kantor DPRD Kota Kendari, untuk berunjuk rasa.
Ditempat terpisah Kepala seksi Lalu lintas Dishub Kota Kendari, Frangki, saat dikonfirmasi penolakan para supir angkot akan kenaikkan tarif retribusi, menyatakan untuk sementara tidak akan menaikan dulu tarif tersebut.
Ditempat terpisah Kepala seksi Lalu lintas Dishub Kota Kendari, Frangki, saat dikonfirmasi penolakan para supir angkot akan kenaikkan tarif retribusi, menyatakan untuk sementara tidak akan menaikan dulu tarif tersebut.
"Kita tunda dulu menaikkan
tarif retribusi angkot, sampai ada kesepakatan akan semua pihak, terkait hal
ini. Jumat (9/11) akan ada hearing di dewan membahas hal ini. Mudah mudahan ada
solusi terbaik yang diputuskan," terangnya kepada sejumlah media di
Kendari Rabu (7/11/2012)
Menurut koordinator lapangan, La Ode Agus Salim kenaikkan
retribusi itu tidak dibarengi dengan peningkatan pelayanan yang lebih baik.
"Sebelum menaikkan tarif
retribusi angkot, harusnya Dishub mensosialisasikan dulu pada para supir. Kalau
belum ada kesepakatan, jangan dulu dinaikkan. Anehya lagi, sejak 3 hari lalu
Dishub Kota Kendari telah menaikkan tarif retribusi angkot dari Rp 1.500
menjadi Rp 3.000 perhari. Tarif ini sangat memberatkan para supir, apalagi
tidak dibarengi dengan peningkatan fasilitas terminal bagi para supir angkot di
Kota Kendari," beber Agus di hadapan
Wakil Walikota Kendari Musadar
Mappasomba, saat menerima para sopir tersebut.
Menanggapi aspirasi massa ASOKA ini, Wawali Musadar mengatakan, kenaikkan tarif itu sudah wajar mengingat sudah ada perda yang mengaturnya. Apalagi sudah 5 tahun tarif retribusi angkot tidak pernah dinaikkan di Kota Kendari.
Merasa kecewa dengan jawaban Wawali
yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil, akhirnya puluhan masa ASOKA
memilih keluar dari ruangan pertemuan. Sebelum meninggalkan ruangan pertemuan. (adm)