Swarasultra.com, Konawe - Norce, warga Jalan Sandela, Kelurahan Tumpas, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, kehilangan suami dan anaknya setelah terseret pusaran air bendungan Ameroro, Konawe, Rabu (22/8).
Sebelum kejadian naas itu, keluarga sederhana itu mengunjungi bendungan pukul 09.00 Wita. Setiba di lokasi mereka melakukan aktivitas masing-masing. Pabidi/Weli (14) hendak berenang dan lompat ke air. Pusaran air yang deras, menyeret tubuh weli. Melihat sang anak, sang ayah Aristan Diandi (40) nekat melompat hendak menyelamatkan putranya yang masih duduk di kelas dua salah satu SMP di Kecamatan Unaaha itu. Bukannya menyelamatkan, malah sang ayah pun ikut terseret ke dalam pusaran air.
Melihat ayah dan adiknya, anak perempuan Aristan yang masih duduk di bangku SMA, ikut melompat dan ikut terseret. Ibunya histeris meminta bantuan dan hanya bisa menyelamatkan anak gadisnya yang posisinya bisa dijangkau.
Warga menghubungi kantor SAR dan pihak kepolisian untuk melakukan evakuasi. Setelah tim penyelamat tiba di tempat mereka lalu melakukan pencarian secara bersamaan. Namun pada pencarian pertama tubuh Weli berhasil ditemukan, nyawanya sudah tidak bisa lagi diselamatkan. Tim penyelamatpun kembali melakukan pencarian, berselang 1 jam ayah korban kembali ditemukan dengan kondisi tak bernyawa.
Kapolsek Lambuya Ipda Sri Endang Fajar Ningsih saat dikonfirmasi, membenarkan adanya kejadian naas itu.
"Di tempat tersebut memang cukup berbahaya, karena di tempat yang sama pernah terjadi kejadian yang sama persis. Bendungan ini sudah sering memakan korban karena pusaran airnya yang deras sehingga seseorang akan langsung tenggelam jika tubuhnya sudah terseret dalam pusaran air tersebut." jelasnya kemarin.
Norce menolak suami dan almarhum anaknya diotopsi. Sehingga kedua jenazah dibawah di rumahnya untuk dikebumikan. (adm)
Melihat ayah dan adiknya, anak perempuan Aristan yang masih duduk di bangku SMA, ikut melompat dan ikut terseret. Ibunya histeris meminta bantuan dan hanya bisa menyelamatkan anak gadisnya yang posisinya bisa dijangkau.
Warga menghubungi kantor SAR dan pihak kepolisian untuk melakukan evakuasi. Setelah tim penyelamat tiba di tempat mereka lalu melakukan pencarian secara bersamaan. Namun pada pencarian pertama tubuh Weli berhasil ditemukan, nyawanya sudah tidak bisa lagi diselamatkan. Tim penyelamatpun kembali melakukan pencarian, berselang 1 jam ayah korban kembali ditemukan dengan kondisi tak bernyawa.
Kapolsek Lambuya Ipda Sri Endang Fajar Ningsih saat dikonfirmasi, membenarkan adanya kejadian naas itu.
"Di tempat tersebut memang cukup berbahaya, karena di tempat yang sama pernah terjadi kejadian yang sama persis. Bendungan ini sudah sering memakan korban karena pusaran airnya yang deras sehingga seseorang akan langsung tenggelam jika tubuhnya sudah terseret dalam pusaran air tersebut." jelasnya kemarin.
Norce menolak suami dan almarhum anaknya diotopsi. Sehingga kedua jenazah dibawah di rumahnya untuk dikebumikan. (adm)